“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.”(Ki Hajar Dewantara)

Saya Putra Rizki Noto Negoro, Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Tegal. SMA Negeri 1 Dukuhwaru, Sekolah yang agak MEWAH (Mepet Sawah) tempat saya berbagi ilmu dengan anak-anak.

Pada kali ini saya akan mencoba merefleksikan kegiatan saya pada program guru penggerak angkatan 7 tahun 2023. Bagi saya modul ini sangatlah menarik, sebuah konsep pembelajaran layaknya kita sebagai guru bukanlah menuntut tapi menuntun murid menemukan minat dan bakatnya . Modul 2.1 dengan materi pembelajaran berdiferensiasi membuat saya tersadarkan bahwa keanekaragaman murid itu adalah sebuah anugrah. Model refleksi yang saya gunakan adalah model 4F dimana 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.

  1. Facts (Peristiwa)

Alhamdulillah saya sudah menjalani 1/3 perjalanan kegiatan program calon guru peggerak. Memang tidaklah mudah untuk mengikuti perjalanan pembelajaran ini. Tidak mudah tapi layak diperjuangkan. Sebuah materi yang memang haruslah terpahami oleh semua guru dan komunitas sekolah. Program guru penggerak mengajarkan saya bagaimana belajar menggunakan sintak pembelajaran MERDEKA. Pada modul ini, meteri yang dikembangkan adalah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran pada modul ini diawali dengan mulai diri sendiri. Pada sesi ini saya diminta merefleksikan bagaimana mengelola kelas dengan keberagaman kemampuan, gaya belajar dan minat murid. Keberagaman murid merupakan sebuah tantangan yang harus diselesaikan oleh setiap guru. Pada sesi ini saya diminta merancang pembelajaran dengan keberagaman murid tersebut. Beberapa stigma yang tumbuh di masyarakat, ketika ada ada anak yang memperoleh nilai “kurang pada beberapa pelajaran, acapkali disebut anak itu bodoh, tidak pintar atau sejenisnya. Padahal belum tentu kebenarannya seperti itu. Semua anak terlahir sesuai dengan kodrat dan bakatnya masing-masing. Dengan keberagaman kemampuan dan karakter murid justru akan menambah nuansa belajar kita lebih bervariasi. Pada awalnya memang berat untuk memulai, tapi ini lah tantangannya. Keberagaman kemampuan murid menjadi sebuah pemantik guru untuk lebih berkreasi dan berinovasi dalam pembelajarannya.

Mengetahui Kebutuhan Belajar Murid adalah sebuah kalimat sederhana, akan tetapi bermakna karena akan menentukan keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Materi tersebut menyadarkan saya bahwa seorang guru tidak boleh mengukur segala sesuatu dari kemampuannya, akan tetapi semua berawal dan terfokus pada kebutuhan dan kemampuan murid. Konsep pembelajaran berdiferensiasi ini mengakomodir keberagaman dan keunikan murid. Asesmen awal adalah kunci pertama guru mengerti dan memahami keberagaman murid. Apabila guru telah mendapatkan data asesmen awal langkah selanjutnya memetakan, membuat rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran tersebut. Memang tidaklah mudah untuk memulai, semua permulaan pasti akan sulit. Akan tetapi saya berharap kepada Tuhan untuk memampukan saya dalam memperjuangkan sesuatu yang baik ini.

  1. Feeling (Perasaan)

Meteri pembelajaran berdiferensiasi ini merubah pemahaman saya tentang teknik mengajar. Sebelum saya mempelajari modul tentang pembelajaran berdiferensiasi ini, saya berpikir guru yang berhasil adalah guru yang telah menyelesaikan atau memberikan semua materi kepada murid dengan cara yang dikehendaki guru. Sekarang saya tersadarkan bahwa muridlah yang menjadi fokus utamanya, dimana guru diharapkan bisa memenuhi kebutuhan belajar murid. Pada awal mempelajari modul ini, hal pertama yang terfikirkan sangat berat sekali. Tapi saya tetap mencoba bagaimana memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi. Alhamdulillah dari aksi nyata pembelajaran berdiferensiasi yang saya lakukan mendapatkan respon baik dari murid. Mereka merasa pembelajaran ini lebih menyenangkan dari biasanya.

  1. Findings (Pembelajaran):

Pembelajaran yang dapat saya ambil dari materi pembelajaran berdifersiasi ini sangatlah banyak. Salah satu yang paling berkesan dari pembelajaran ini ketika saya tersadarkan bahwa murid adalah makhluk Tuhan dan Tuhan tidak menciptakan makhluk dengan keseragaman melainkan dengan keberagaman. Sebagai seorang guru haruslah mengerti bahwa yang kita hadapi bukanlah sebuah benda mati akan tetapi sesuatu yang mempunyai hati, dimana kita harus memahami setiap jati diri. Sekolah bukanlah sebuah pabrik yang mencetak ribuan produk yang sama. Keberagaman adalah anugrah Tuhan yang sangat luar biasa. Sesuatu yang luar biasa tertulah  harus diolah dengan cara yang luar biasa pula. Mengerti dan memahami kebutuhan murid adalah kunci keberhasilan pembelajaran

  1. Future (Penerapan)

Saya menyadari bahwa yang saya lakukan selama ini bukanlah sesuatu yang benar. Mengajar tanpa memperhatikan kebutuhan murid. Terlalu egois dengan menargetkan materi yang saya ajarkan, sehingga keberagaman dan keunikan murid itu seakan hilang begitu saja. Untung saja Tuhan tidak marah kepada saya karena mengesampingkan keberagaman itu. Setelah ini, sesulit apapun tantangan yang akan saya hadapi, keberagaman tetaplah sebuah anugrah yang patut disyukuri dan harus diperjuangkan. Setidaknya saya bisa bersyukur atas karunia Tuhan melalui pembelajaran berdiferansiasi ini.

Putra Rizki Noto Negoro
Salam Guru Penggerak
Tergerak, Bergerak, Menggerakkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *